Kamis, 10 Februari 2011

untitled

oleh : cahaya viena
.......
Sakit...
Hatiku berkata sakit...
Tapi rasioku berkata tahan...
Nuraniku capek untuk menjerit...
Tapi mataku menangis tanda kerapuhan...
Sampai kapan...
Hiduppun tak ada semangat lagi,
Tak ada benderang lampu yang menyinari lagi...
Simfoni hidupku berhenti untuk berputar mengiringiku...
Cinta....
Cinta yang dalam mungkin penyebabnya...

NEGERI IMPIAN

oleh : Cahaya viena
Oleh mimpi-mimpi masyarakat Indonesia
            indonesia tanah air beta
            pusaka abadi nan jaya…
            indonesia sejak dulu kala,
            slalu di puja-puja bangsa…
            disana tempat lahir beta..
Sepenggal syair dari salah satu lagu kebangsaan yang dapat membuat kita akan teringat kembali, bagaimana perjuangan para pejuang-pejuang bangsa kita yang tak runtuh tekadnya utuk dapat memerdekakan bangsa ini. Tapi pada kenyataannya kita dapat lihat sekarang, apakah bangsa Indonesia telah merdeka seperti yang selalu kita rayakan tiap tanggal 17 Agustus tersebut. Kemerdekaan yang mana yang selalu dibangga-banggakan oleh mereka-mereka yang memegang kendali pemerintahan???
Masih pantaskah tanggal 17 Agustus kita rayakan sebagai hari kemerdekaan, jika niat kita hanya untuk menghargai perlawanan para pahlawan kita?

look at me

 Ketika aku hidup,
Aku mulai bertanya…
Ketika aku mulai menapaki hidup,
Aku sudah merasa bosan untuk bertanya…
Dan ketika aku lelah untuk berjalan dalam kehidupanku,
Bibirku terasa  lelah untuk terus bertanya…
Hanya bertanya, bertanya dan bertanya…
Apa, mengapa, bagaimana, dan untuk apa…
Aku hidup jika hidupku terus menderita seperti ini….
Aku berjalan jika perjalanan saja tak menginginkan aku untuk berjalan ditanahnya…
Haruskah Tuhan yang turun tangan untuk menjawabnya jika aku masih memiliki Negara yang menaungiku???
                                                                                                                                              

Selasa, 08 Februari 2011

Mari'ah

 oleh : cahaya viena
Aku terus menyusuri gang-gang sempit yang kotor dan becek karena hujan tadi sore. Begitu sepi gang ini sampai-sampai aku dapat terperanjat ketika mendengar suara tikus got melewatiku. Rumahku masih dua belokan gang lagi akan tetapi peluh sudah membasahi seluruh bajuku petang ini, kudorong gerobak tempatku menjajakan makanan dengan penuh tenaga berharap cepat sampai didepan rumah. Rumah-rumah kumuh didaerah pinggiran kota besar sangat mengenaskan keadaannya, bahkan kerbaupun tak akan mau menempatinya. Tapi apalah artinya kami yang hanya orang-orang terpinggirkan dalam era globalisasi yang selalu dijadikan kiblat oleh

bunga

oleh : cahaya viena
Seperti Bunga...
Tak bisa menyentuh tapi bisa merasa
Tak bisa menyatakan tapi bisa mengungkapkan,
Tak bisa menangis tapi bisa mati...
Bunga hanya sebuah simbol,
Simbol ketakutan,
Hanya bisa menerima apa yang diberi,
Tak bisa menyatakan apa-apa,
Hanya bisa hidup atau mati...

                                                                                                                

Rindu di Yogyakarta

oleh : cahaya viena
Sunyi. Gelap. Darah. Sakit....
Oh Tuhan ini sakit sekali.....
Gelap. Aku tak bisa mendengar dan melihat apapun sekarang, riuh orang berdatanganpun aku tak dengar lagi.
******
 Aku melihatnya disana, aku tak mungkin salah melihat orang. Itu Rara. Oh Tuhan itu benar-benar Rara, dia masih hidup. tapi pemakaman itu pemkaman siapa?